Mumpung Hari Guru


Dear teman-teman, yang suami atau istrinya, atau bapak ibunya, atau saudaranya, atau temannya, atau temannya teman kalian adalah seorang GURU; pernah ya lihat (atau minimal krungu-krungu) pekerjaan dari sekolah sampai mereka bawa pulang ke rumah..

Dulu saya sering diprotes istri karena hal tersebut. Waktu yang seharusnya bisa dipakai untuk istirahat, malah buka leptop. Duduk serius, tidak bisa diganggu, berjam-jam, dan lupa istrinya belum dinganu.

Baik, mumpung di Hari Guru yang sudah lewat ini, ingin saya kemukakan hasil riset yang saya lakukan secara tidak sistemik dan tidak berpedoman pada disiplin ilmu yang ada (jane mung arep ngomong nek dilakukan secara ngawur) wkwk.

Jadi menurut hemat saya; banyak bapak ibu guru di sekolah tidak saja beban yang mereka pikul terlalu berat, namun mereka juga harus mengerjakan sesuatu tidak sesuai dengan bidang keahlian mereka, yaitu mengajar.

Oke, yang masalah beban kerja, saya kasih contoh, Mengerjakan Administrasi; RPP, Silabus, Program Tahunan-Semester, Analisis SK/KD, Prosedur Penilaian, KKM, Jurnal/Agenda Guru, Buku Absensi, Daftar Nilai, Membuat Bahan Ajar Berbasis ICT (Power Point), Kisi-kisi Soal Ulangan, Kartu, Analisis Hasil Ulangan, Program Remidial, Program Pengayaan, Penelitian Tindakan Kelas.
Lho contoh kok banyak?! Ya, sengaja biar semua tahu. Itupun juga belum semua.

Ini bisa memakan waktu yang banyak. Lha wong untuk COPY-PASTE saja, (mohon maaf bapak ibu guru yang sudah sepuh) masih menerapkan cara seperti ini; blok dulu.. tahan.. geser geser terus dari atas sampai bawah.. kemudian klik kanan, (karena mengklik tidak dibagian text yang akan dicopy akhirnya diulang lagi) sudah benar baru klik copy, minimize, klik file yang lain, klik kanan lagi, huhf akhirnya paste juga.

Belum lagi ketika sekolah HARUS mengadakan berbagai macam kegiatan. Pensi, misalnya, karena dipanggung nanti harus ada background, untuk membuat banner, tentu tidak bisa bim-salabim begitu saja langsung jadi. Yang tejadi adalah; Panitia menunjuk guru seni (karena dipandang pintar menggambar) untuk membuat desain yang bagus, kemudian berangkatlah ia ke percetakan, setelah jadi juga beliaulah sendiri yang pasang.

SDM yang ada di sekolah hanya ada guru dan beberapa karyawan, oleh karena itu; mau tidak mau sekarang mereka dituntut untuk mengerjakan sesuatu diluar kemampuannya mengajar. Tentu hasilnya tidak akan maksimal. Berbeda ketika sesuatu memang dikerjakan oleh benar ahlinya.

Saya pernah ikut workshop selama beberapa hari di salah satu sekolah swasta di Surabaya. Dari situ saya menjadi tahu, disana ada seorang mantan wartawan koran ternama yang dipekerjakan menjadi karyawan. Tugasnya benar-benar hanya mengelola web sekolah. Menulis berita-berita baik tentang sekolah dan menyebarkannya. Karena dikelola dengan baik, tertata rapi dan digarap secara profesional, membuat sekolah tersebut semakin banyak dikenal orang sebagai sekolah idaman. Hebatnya lagi, banyak calon murid yang sudah didaftarkan secara indent sejak mereka masih dalam kandungan.

Saya berharap, kedepan para Profesional dibidangnya juga mau masuk sekolah. Para Penulis, Desainer Grafis, Arsitek, Ahli IT, Content Creator, Akuntant, bahkan Youtuber kalau perlu, semua benar-benar menjadi bagian penting dari sekolah. Dalam arti ya, bekerja untuk sekolah.

Jadikanlah sekolah agar menjadi tempat yang benar-benar keren dan mengasikkan untuk belajar.

Sehingga kelak pendaftaran CPNS untuk formasi di sekolah tidak hanya dibuka untuk sarjana pendidikan saja, semua bisa masuk layaknya kementerian lain yang juga membuka berbagai macam profesi keahlian. Mereka semua dibayar dan diupahi secara layak oleh negara.

Tiba-tiba Pak Prabowo menyaut; "Ngangkat-ngangkat lagi, Kenaikan ini, kenaikan itu, uangnya dari mana gitu lho. Kita utang terus, tiap hari utang 1 triliun tiap hari."

Hehehe maaf yang terakhir ini hanya dialog imajiner saya.

Sumber Photo; Guru dan murid-muridnya via https://www.merdekasiana.com

Komentar