Asiknya mengejar cita-cita




“Karena cita-cita menjadi pilot, dokter, insinyur, bahkan presiden sudah terlalu mainstream. Sepertinya menjadi Atlit masuk Timnas itu keren, atau Photograper-mungkin enak kerjanya, tapi jadi Wartawan kayaknya lebih seru dan menantang?! 
 
Masih banyak dikalangan para pelajar yang kebingungan dalam menentukan cita-cita, bahkan hingga mereka tamat sekolah masih belum juga menentukan pilihan cita-cita yang hendak digapai. Ini sebaiknya dihindari, sebab semua orang yang kini kita lihat sudah mapan, sukses dan bahagia hidupnya, yang perlu kita catat adalah bahwa mereka semua telah memulai perjuangannya sedari masih dibangku sekolah. 

Tidak ada kata manja dalam kamus hidupnya. “Kau harus membangunnya dari bawah ke atas, tidak ada jalan pintas” begitu kutipan dari film Paranoia. Ketika mungkin anak-anak lain masih asik ngorok, malas untuk bangun kemudian mandi, bahkan perlu bertengkar terlebih dahulu dengan ibu setiap pagi, calon orang sukses selalu siaga agar terhindar dari semua itu. Sedari malam mereka sudah menyetel alarm agar tidak ketinggalan jamaah shalat subuh, dengan penuh kesadaran mereka belajar sekaligus mengerjakan tugas-tugas tanpa disuruh, kemudian menyiapkan dan menjadwal apa yang besok hendak dikerjakan. Mereka adalah juara sejati, yang menang melawan musuh bebuyutan berwujud kemalasan. Tanda-tanda kesuksesan darinya sangat mudah sekali terbaca. 

Namun tak perlu spaneng, jangan pula kemudian beranggapan bahwa kesuksesan hanya milik mereka yang heboh mengorbankan waktu, rela menguras seluruh tenaga dan pikiran sehingga terkesan sangat kaku dan ambisius dalam mengejar apa yang ia harapkan. Meraih cita-cita dapat juga dijalani dengan cara yang asik. Apa yang kita idam-idamkan bisa tercapai sambil tetap hahahehe katawa-ketiwi dalam usaha meraihnya. Nah dibawah ini ada beberapa langkah yang dapat kamu lakukan agar usahamu tidak terlampau menjadi beban dan terasa berat :

1.      Pahami Konsekuensi
Pondasi atau dasarnya ada disini. Seseorang yang berkeinginan kuat untuk sukses dalam menggapai cita-cita, harus siap menanggung resiko. Yaitu capek, pusing, kurang tidur, kurang gizi, dibikin emosi, merugi, dicaci-maki, difitnah, ‘ditikam dari belakang’, dijegal, diijak-injak, jatuh bangun, jatuh lagi bangun lagi, dan masih banyak lagi. Namun ketika memang sudah benar-benar berkomitmen, itu semua akan dijalani dengan penuh nikmat. Karena sedari awal telah dipahami, telah tertanamkan dalam benak bahwa semua itu adalah bagian dari sebuah proses, adalah persyaratan yang mau tak mau harus disanggupi. Dengan pemahaman sedemikian rupa, dampaknya akan memberikan rasa aman, terhindar untuk tidak menjadi pribadi yang suka mengeluh, mudah sakit hati, gampang putus asa dan menyerah ditengah jalan.

2.      Kenali Potensi
Temukanlah kemampuan sejati, serta hadirkanlah bakat yang selama ini mungkin masih terpendam dalam dirimu dengan banyak melakukan berbagai aktivitas dan berani mencoba hal-hal baru. Terus menerus digali dan dicari. Kemudian apabila di salah satu titik ternyata mendapatkan hasil yang lebih baik dibanding yang lain, maka disitulah letak karunia Tuhan yang dianugerahkan padamu. Kemudian ibarat sebuah balapan semakin depan memperoleh urutan start, semakin besar pula kesempatan untuk lebih dulu menyentuh garis finish. Oleh karena itu, semakin cepat semakin depan mengenali potensi alias bakat yang dimiliki, jelas secara waktu dan kesiapan akan mempunyai peluang yang lebih besar dibanding dengan yang belum. Maka bersegeralah mencari.

3.      Pelajari Tentang Profesi
Tidak mungkin semua orang akan menjadi bos, lalu nanti siapa yang akan masak nasi dan cuci piring? Begitu logikanya. Semua telah diatur sedemikian rupa sehingga roda kehidupan terus berputar. Seperti yang telah disampaikan di nomer dua, setelah menemukan dimana letak kemampuan kita, agar kemampuan yang ada tidak terbuang sia-sia dan memungkinkan kemampuan dapat benar-benar berdaya, kita perlu pelajari lebih lanjut mengenai profesi. Mulailah pelajari dan kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai macam, jenis, bentuk, prosedur, sampai kiat-kiat memasuki dunia kerja. Ada banyak sekali pilihan profesi disekitar kita, dan pemilihan profesi yang tepat akan berimbas pada hasil yang lebih maksimal. Tentukan cita-cita tujuanmu mulai dari sini.

4.      Perbanyak Silaturahmi
Silaturahmi itu adalah aktivitas hati dan fisik. Jikalau kita rajin menjalin dan membina hubungan baik dengan sesama, maka kita akan dicintai dan disenangi banyak orang. Dengan begitu orang akan menaruh kesan, mereka akan merasa aman dan nyaman oleh kehadiran kita. Betul kata Nabi : ”Siapa yang ingin rezekinya diperluas dan umurnya panjang maka hendaknya ia bersilaturrahmi.” (HR. Bukhari). Pertemuan kita dengan teman ataupun saudara bisa mendatangkan peluang. Allah memiliki wewenang dan cara tersendiri dalam membuka jalan kepada hamba-Nya dari arah yang tidak akan pernah disangka-sangka. Kapan dan darimana, tak akan terduga. Dan tak perlu pula diniatkan untuk mencari peluang tatkala hendak bersilaturahim, toh cukup dengan bertemu, melepas kangen, ngobrol ngalor ngidul, bercanda bersama mereka seakan sudah hilang semua beban. Teman dan sahabat sejati akan selalu punya cara untuk membuat kita tersenyum.

5.      Atur Strategi
Perjuangan meraih cita-cita jangan hanya sebatas imajinasi. Memang semua tidak akan berjalan semulus paha selebriti, namun tujuan sedari awal telah diketahui, peta dan medan tempur yang akan dihadapi telah dikuasai, tinggal kemudian bagaimana kita mau mulai mengatur dan menjalankan strategi. Berbekal kesiapan yang dipunyai, tentu saja akan lebih mudah membaca dan memprediksi. Sekedar untuk tambahan referensi agar tidak terus dikibuli, bahwa selama ini kita hanya dibuat bermimpi terbang jauh nan tinggi. Seakan-akan kalau ingin bahagia, engkau harus jadi bos. Harus jadi raja, jadi perdana mentri atau bahkan kalau perlu pemimpin seluruh negri. Kalau semua adalah pejabat tinggi, lalu pekerjaan nenek moyang kita siapa yang ngopeni? Maksudnya begini, peluang menjadi President jelas tidak sama dengan menjadiJuragan beras.



6.      Hadapi – Nikmati
Dahlan Iskan mengatakan “Setiap orang punya jatah gagal, habiskan jatah gagalmu ketika kamu masih muda.” Seperti ngantri. Setelah berulang kali gagal, kita tinggal menunggu kapan nomer urut kesuksesan kita dipanggil. Nikmati saja sambil minum kopi, nyengir ketawa ketiwi sendiri mengingat kebodohan-kebodohan yang pernah kita lakukan. Jadikan semua itu sebagai pengalaman berharga, sebagai guru terbaik dalam menempa dan mengasah kemampuan kita. Jangan terlarut dalam kekecewaan ketika dalam setiap usaha acapkali menemui kegagalan. Bisa jadi itu hanyalah sebuah ujian untuk mengetes apakah kita sudah layak atau belum. Gagal itu pasti, namun sukses selalu setia menanti.

Majalah Canting/Jan-2016 // Rubrik/Ruang BK



Komentar