Terakhir Kali ke Bali



Terakhir kali ke Bali, Amien Rais belum se-embuh sekarang, layar hp saya masih bewarna ekstra-joss, dan Macbeth; merk sepatu milik Tom Delong itu sedang hits di kalangan anak muda.

Belum ada Tol Colomadu, Bandar, Warugunung, dan yang lain-lain; sehingga kita bisa sampai tujuan dengan lebih cepat seperti sekarang ini. Kamu pun masih asik; belum suka ribut di sosmed karena jadi kecebong ataupun kampret.

Baru ngomongin jalan-jalan, eh dengan bangganya komen; "ini keberhasilan capres gue lho". Kalaupun benar, ya mbok nanti dulu, jangan rusak suasana hati orang.

Kini semua sudah lama berlalu, banyak hal mulai usang dan ditinggalkan. Namun ada satu yang tak pernah berubah; playlist lagu di dalam bis yang masih itu-itu saja.

Dan, itu-itu saja itu adalah lagu-lagu jadul. Lagu yang populer di medio 70 hingga 80an. Lagunya bapak ibumu ketika masih pacaran.

Lagu-lagu ini terus diputar seakan tidak peduli apapun kelas serta jenis bis apa yang kamu tumpangi. Tidak urusan siapa kamu, kapan kamu naik, apalagi apa agamamu.

Sebagian sudah menambah aliran dangdut koplo dan campur sari. Yang lumayan beruntung ketika bertemu sopir yang rajin menyelipkan lagu pop masa kini. Tapi, lagu-lagu semacam "Gelas-gelas Kaca" ini tetap merajai. Mereka tetap ada, mereka tetap hidup, mereka tetap melaju diatas keras dan panasnya aspal jalanan.



Ditas adalah contoh penggunaan Majas Repetisi dan Anti Klimaks. Sementara yang menulis; headset ditelinganya sedari tadi belum terlepas, masih asik mendengarkan lagu "Sunset Ditanah Anarki" versi Via Vallen. @ Penyebrangan Gilimanuk

Komentar