Sejauh ini salah satu kemampuan Mili yang membuat simbah buyutnya terkagum-kagum adalah melapor ketika rasa mulas tiba.
Karena sore tadi sudah pup, kami jadi tidak begitu yakin ketika habis magrib itu dia bilang "ek, ek, ek" sampai beberapa kali. Sebab sebelum-sebelumnya juga sering seperti itu, setelah sampai kamar mandi dia cuma mainan air saja.
Hingga kemudian dia pipis, saya dengan mantap; persis seperti ketika menasehati tentang arti kedisiplinan kepada para murid yang datang terlambat, lalu sok-sok'an mengajari Mili;
"Adek, kalau basah, keluarnya air seperti ini namanya pipis, bukan eek. Eek itu yang bau, keluar kotorane, adek jijik". Ibunya manggut-manggut.
Lalu, tak lama kemudian ternyata ia benar-benar mengeluarkan sesuatu, padahal sehabis pipis tadi celana langsung saya copot, sehingga tanpa tedeng aling-aling semua isi dalam perutnya jatuh bertebaran di lantai. Wkkwk
Saya dan istri hanya bisa terpingkal-pingkal dibuatnya, entah karena kekonyolan yang baru saja terjadi atau kami sedang menertawakan diri sendiri karena meremehkan kemampuan anak yang belum genap berumur 2 tahun itu.
Mungkin, kalau sudah fasih bicara ia akan bilang; "Gue udah pinter. Loe pikir gue gak bisa bedain rasanya mana eek, mana pipis !!1!!1!!".
Ya, maaf, kalau cerita diatas agak menjijikan. Maaf. Kami cuma berharap, kelak saat Mili mulai gelisah dan mencari-cari jejak digital yang dibuat bapak ibunya ada cerita-cerita tragis tapi sekaligus lucu. Dan, sungguh, kalau benar besok kamu baca ini, Mil; kami bahagia sekali memiliki anak sepertimu. Hehe
Tapi pernah, saya dan ibunya juga dibuat ngekek oleh ulah Mili dengan cara yang lain.
Jadi suatu sore, ketika sudah tuntas berbagai macam rukun-rukun mandi, namun sampai beberapa saat ia menolak untuk mentas. Ibunya tentu sudah melakukan berbagai macam cara untuk membujuk, tapi tetap kekeuh, ngeyel, tidak mau diangkat dari ember.
Kebetulan tempat kami biasa memandikan Mili adalah di sekitar sumur, belakang rumah. Saya yang sedang nonton tv, karena penasaran coba keluar dan menengok keributan apa yang sedang terjadi.
Ternyata dia masih asik memainkan sikat gigi bekas, kemudian digosok-gosokan layaknya orang dewasa. Hal tersebutlah yang membuat ibunya semakin jengkel, karena barang tersebut sudah kotor dan tidak layak pakai. Saya pun kemudian turun tangan. Mili yang biasanya luluh, mau saya ajak mentas dengan iming-iming naik ngeng-ngeng (motor) waktu itu tak bergeming.
Hingga akhirnya kami pura-pura masuk, ijin mau pergi nonton kereta, dan menutup pintu. Weladalah, tetep ora mempan. Mili dengan cerdiknya, melihat situasi yang ada, kemudian dia gosok-gosokkan lagi sikat yang masih dalam genggamannya. Kami berdua yang sengaja mengintip dari lobang kecil dibuat njenggirat gage-gage buka pintu kembali.
Allahuakbar, mengetahui kami bohongi, dia kemudian mrenges. Sungguh, ketawanya itu mengejek sekali.
Komentar
Posting Komentar