Shalat di masjid UNS yang semegah itu ternyata tidak menjamin kita dapat merasakan tuma'ninah.
Pikiran saya ngalor ngidul. Dari memikirkan cara mengganjel kaca helm yang sudah doll agar tidak jatuh (ndilalah malam itu hujan, kalau kaca helm tertutup, pandangan tidak jelas karena terpapar air hujan), sambil saya mengingat-ingat jalan yang kami lalui tadi. Kan tidak mungkin hujan-hujan buka maps mencari jalan keluar dari Solo.
Sehabis tes selesai, sungguh tidak sedikitpun saya pikirkan hasilnya. Yang ada hanyalah kami harus segera pulang karena Mili sudah menunggu di rumah. Ini kali pertama ia kami tinggal lama bersama neneknya. Kebetulan ibunya mendapat jadwal di hari yang sama, jadi kami berangkat motoran berdua.
Drama hari itu berawal dari Mili yang nangis kekejer tidak mau ditinggal. Benar kata orang, feeling ibu dan anak memang kuat. Sudah sejak sehari sebelumnya dia riwil. Tidak mau jauh-jauh. Kami pun berangkat dengan rasa sesak di dada. Sungguh tidak tega rasanya.
Drama ke dua adalah ketika motor kami mengalami kebocoran bensin. Jadi selang dari tanki menuju mesin entah mengapa tiba-tiba lepas. Bensin yang baru saja diisi langsung mengucur deras.
Kami bersyukur kejadian tersebut masih berada tidak jauh dari tempat kami tinggal. Di POM Kadipiro. Jadi semisal motor yang kami tumpangi tidak bisa untuk meneruskan perjalan, kami bisa mlipir pulang untuk mencari jalan keluar lain.
Alhamdulillah, bengkel dekat situ buka. Saya sudah psimis karena hari minggu. Biasanya tutup. Antriannya juga tidak banyak. Kami hanya menunggu satu motor yang sedang diganti kampas remnya. Saya harus tiba di lokasi ujian pukul setengah dua, waktu itu sudah jam sepuluh. Beruntung sang montir cukup cekatan, jadi motor kami dapat tertangani dengan segera. Gas!
1 jam sebelum dimulai kami sudah tiba di lokasi. Saya masuk lebih dahulu di sesi 4, sedang ibunya Mili di sesi terakhir. Jam 4 sore ia baru masuk ruang ujian. Meski demikian, hal ini tetap kami syukuri, karena kami dapat saling mengirim solawat dan doa. Ini nasihat dari bapak
Mukholid Ahmad
hehe.Hasil tes kurang memuaskan. Tapi senang rasanya dapat berjuang bersama. Saya juga tidak habis fikir, meski ada beberapa kendala tapi ternyata kami dapat melewatinya dengan gembira.
Benar kata Caknun; makna dari Surat Al-Insyirah ayat 6 itu, bukan SETELAH kesulitan akan datang kemudahan, tapi BERSAMA kesulitan ada kemudahan-kemudahan.
Oiya, helm saya tadi akhirnya saya ganjel pakai masker yang ditekuk-tekuk. Wkkwk
Komentar
Posting Komentar