Mili, Kapitalisme, dan Konsumerisme


Di sebuah desa tempat kami tinggal, dimana ketika tiba waktunya shalat, dari dalam rumah engkau bisa mendengar bapak dan anak saling bersaut-sautan mengumandangkan adzan.
Bapaknya istiqomah menjadi muadzin di masjid utama, sementara sang anak (dengan adzan tersebut) mengajak untuk memakmurkan mushola.

Adzan di desa kami adalah waktu yang khidmat. Bapak saya yang petani menaruh cangkulnya, tetangga kami yang punya bisnis olshop memasang status slow respon, dan Mili menunjuk-nunjuk "nono-nono" seakan tahu mana yang lebih awal.

Ibunya sedang mengusahakan Mili untuk dapat bermain secara nyata. Dalam arti bermain dengan hal-hal sederhana yang ada sekitarnya.

Ya, seperti saat kita kecil dulu. Lari-larian, pasaran, kotor-kotoran bermain pasir, tanah, air, dedaunan, kemudian menyapa kambing, bebek, kucing, dan apa sajalah yang ia temui. Termasuk dapat memperhatikan dan merespon apa yang sedang terjadi; seperti suara adzan tadi.

Terus terang sebelumnya kami kecolongan. Membiarkan anak menonton youtube via gajet agar ia tidak rewel dan dapat disambi adalah kesalahan. Fatal. Secara anak sekecil Mili ini tidak siap. Belum bisa juga kita ajak diskusi tentang kapitalisme dan konsumerisme. Wkkwk.

Maksud saya, di hape ini ada hiburan untuknya yang sangat praktis. Ada gambar bewarna-warni, serta musik yang menarik untuk anak seumurnya jogat-joget. Semuanya tinggal sentuh kemudian muncul, sehingga ia dapat langsung menikmatinya tanpa perlu rempong dan capek-capek lagi untuk mendapat hiburan.

Pernah ibunya mentega-tegakan diri setengah jam lebih membiarkan Mili menangis karena ketika bangun tidur ia sudah minta hape. Kami sepakat, ini harus segera diakhiri. Tidak bisa keadaan seperti ini dibiarkan terus terjadi.

Konsekuensinya memang kami harus ekstra kerja keras. Dapat menjadi teman yang layak untuknya bermain, serta memastikan diri hadir dalam berbagai macam keadaan, walau capek dan ngantuk sekalipun.

Tapi sementara ini baru sebatas niat, semoga bakdha adzan subuh esok pagi tidak lupa. Hehe.

Komentar