Tentu saya tidak ada masalah dengan para pesepeda. Justru saya dukung trend ini. Saya doakan mereka semua keterusan. Lalu menjadikan aktifitas gowes sana-gowes sini ini benar-benar sebuah gaya hidup.
Sebab selain udara menjadi jernih karena bebas dari polusi, pemandangan di jalan juga jadi jauh lebih menyenangkan. Ada sepeda yang bisa dilipet, ada yang minion, ada yang federal klasik. Orangnya juga ngganteng-ngganteng dan cantek-cantek. Mata jadi tidak sepet karena melulu melihat motor Supra-x atau mobil Avanza.
Saya sendiri sebagai mantan aktivis #biketowork, yang dulu meniti jalur lintas kelurahan, bolak-balik dari Ambarketawang menuju Sonopakis-Bantul wkkwk, kalau punya uang berlebih juga ingin nyepeda lagi.
Tapi karena gak mau yang ecek-ecek lagi (seperti photo di atas), saya berprinsip mendingan uang yang ada ditabung dulu. Besok saya susul, kalau kalian sudah pada bosan kemudian dijual dengan harga yang murah meriah. Itupun kalau tidak lupa.
Cuma yang saya tidak paham, diantara yang sekian banyak itu, ada dua jenis pesepeda yang sudah jauh mereka berjalan tapi otak dan perasaannya mungkin lupa tidak dibawa.
Nomor pertama ialah mereka yang suka nrabas lampu merah. Mereka itu maunya apa? Kalau mau cepet-cepet, seharusnya jangan naik sepeda. Mending kalau yang diterobos itu dari arah yang berlawanan (tapi tetap jangan), jadi sekepepet-kepepetnya masih ada waktu untuk bisa melihat situasi agar tidak terjadi tabrakan.
Lha, kalau yang ditrabas dari arah kanan atau kiri, ndilalah orang yang kamu ganggu jalannya itu sedang ngebut karena lampu hijaunya sudah mau habis, kemudian tiba-tiba ada kamu yang nggenjot sepeda dengan santainya.. itu kan saya yang nonton dari jauh saja jadi mau ikutan misuh. Matanee!!
Kemudian nomor dua, adalah jenis pesepeda yang hih, sungguh ngeselin sekali. Yaitu mereka yang naik sepeda di hari senin.
Pagi-pagi lagi. Di jam-jam orang mau berangkat ngantor. Di saat saya, atau sebagian besar orang berangkat kerja dengan rasa sesak di dada. Bisa-bisanya lho, punya ide buat sepedaan di saat-saat yang genting. Itu kan, sakit.
Hanya ada dua kemungkinan orang dapat merasakan kemewahan semacam itu. Kalau tidak kaya raya, sehingga sudah tidak ada sedikitpun kekawatiran terhadap dunia, ya sebaliknya; orang yang sedang bingung mau ngapain.
Tapi itu kan bisa dilakukan nanti sore atau besok. Di jam-jam itu alangkah baiknya kalau dipakai untuk tidur saja, ketimbang membuat kami para kelas pekerja yang sudah susah ini, semakin susah melihat kalian senang-senang.
Komentar
Posting Komentar