Para Outsider lawas, yang sudah lama mengikuti dan pernah menyaksikan sendiri kepala Bobby Kool dipukul dari belakang karena isu tato Fuck Java, sepertinya sudah cukup terlatih mengahadapi semua ini.
Saya sendiri berusaha untuk menempatkan diri di tengah-tengah. Tidak buru-buru memutuskan Jrx adalah yang paling benar, tapi juga tidak ikut meninggalkannya karena masyarakat banyak menganggapnya halu.
Atas sikapnya itu, Jrx sepertinya kemudian terjebak dalam operation mokingbird. Sebuah cara/metode untuk membuat seseorang menjadi berkurang kredibilitasnya. Ia dipermalukan. Diolok-olok. Sehingga saya takut di perjuangan berikutnya nanti, walaupun sudah benar dan tepat sekalipun, hal ini akan membuat orang menilai ia hanya ngawur saja.
Tapi mari ambil asiknya saja. Biar Jrx ini tampak garang, omongannya sedikit kasar dan badannya banyak tato, tapi aslinya ia bisa ndlogok juga. Seperti pernyataannya belum lama ini, Jrx bilang; "Masker itu baiknya diturunin. Taruh di leher saja. Agar tidak terluka kalau terkena senar layangan". Wkwkk
Sudah ah, saya takut melantur kemana-mana. Intinya, rame-rame Jrx dengan segala kontroversinya ini, bagi saya pribadi tidak membuat penilaian terhadapnya menjadi buruk. Justru yang terjadi adalah saya dibuat kepikiran. Kangen, dan mendadak ingin mendengarkan lagi lagu-lagu dari Superman is Dead yang sudah-sudah.
Seperti album Sunset di Tanah Anarki yang rilis tahun 2013 lalu. Baru akhir-akhir ini saya sering dengarkan.
Di tahun-tahun tersebut, saya sedang suntuk dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensiil. Tentang kehidupan, tentang Tuhan, tentang macam-macam. Karena hal semacam itu tidak mungkin terjawab oleh Jrx, saya pun dibuat sibuk pergi mencari-cari jawaban atas banyaknya pertanyaan di kepala. Jadi tidak ngeh kalau SID sedang menelurkan album sebuagus itu.
Mendengarkan Sunset di Tanah Anarki, saya seperti sedang dibawa dalam kumpulan lagu terbaik Fiersa Besari. Semua lagu mempunyai nada-nada yang enak dinyanyikan. Beberapa lagu bahkan sing-alongable. Hanya sayang SID tidak beraliran folk, jadi meski sama-sama perompak senja, album ini tidak terlalu booming di pasaran, dan tidak ada yang histeris menjerit-jerit memanggil nama Bobby Kool.
Saya terpesona pada single-single khas punk rockabilly semacam Bulan Satria, dan Kita Luka Hari Ini Mereka Luka Selamanya. Atau model lagu yang mengajak kita nostagia ke album lawas SID seperti lagu Bulletproof Heart.
Biasanya di setiap album ada-ada saja satu-dua lagu yang saya tidak suka. Seperti lagu Bukan Pahlawan di album Black Market Love, atau Muka Tebal di Hangover Decade. Tapi di album ini tidak.
Dari total 17 lagu, menurut saya tidak ada yang zonk. Kesemuanya diracik dengan komposisi yang tepat. Tidak berlebihan dalam memberi melody, pun tidak sembarangan menaruh distorsi. Penempatan lagu juga lumayan merata. Single utama yaitu Sunset di Tanah Anarki tidak ditaruh menjadi lagu pertama atau terakhir, tapi di tengah.
Terlepas dari semua kontroversi yang ada, kalau ditelaah lebih dalam, lagu-lagu ciptaan Jrx selalu mempunyai daya pikat yang kuat. Ia adalah pencipta lagu yang handal. Lirik-lirik tulisan Jrx begitu dalam dan menyiratkan keresahannya terhadap kondisi sekitar. Terlebih sejak tujuh tahun album itu ada, ia konsisten mengambil sikap untuk melawan apa yang menurutnya salah.
"I'm not the one, not the only one
Walking life with a bullet proof heart
And someday, I'll meet you there
In a place, in a place called home
Woo..hooo... Crazy world of ignorance
Woo..hooo... Sorrow, lust and loaded guns."
Komentar
Posting Komentar